Laman

Kamis, 12 Agustus 2010

MEMBENTUK KELUARGA YANG UTUH

Keluara adalah salah satu kumpulan atau organisasi kecil yang terdiri dari seorang Ayah, Ibu dan Anak. Oleh karena itu ketika diantara bagian dari keluarga itu saling berkomunikasi dan menunjukan sikap yang sesuai dengan norma agama, budaya dan etika juga senan tiasa patuh dan taatpada aturan social kemasyarakatan yang berlaku maka itulah yang kita sebut dengan istilah keluarga yang utuh atau keluarga yang penuh dengan keberkahan, dan sebaliknya apabila dalam keluarga itu terjadi hal-hal yang dilakukan tidak sesuai dengan norma agama budaya dan etika juga tidak mentaati aturan social kemasyarakatan yang berlaku, maka keluarga itu disebut keluarga amburadul atau keluarga bermasalah.
Untuk menciptakan keluarga yang utuh penuh dengan keberkahan memerlukan proses yang panjang dan tidak semudah membalikan telapak tangan, tentu dengan melakukan upaya yang serius juga senantiasa berdo’a kepada Allah SWT, melalui do’a yang sebagaimana kita harapkan .
Artinya :Ya Allah ya Tuhan kami ! berikanlah kepada kami dari istri, suami dan anak keturunan yang menenangkan hati menyejukkan pandangan mata, dan jadikanlah kami iman-iman bagi orang-orang yang bertaqwa.
Do’a adalah merupakan refleksi harapan kepada sang Khalik dari penentu segala peristiwa yang terjadi pada hambanya didunia atau diakherat, maka salah satu harapan hanyalah kepada Allah SWT untuk senantiasa memanjatkan do’a agar keluarga kita menjadi keluarga utuh yang harmonis dan diridhaiNya.
Untuk membangun keluarga yang utuh, maka prinsip kehidupan manusia sebagai hamba Allah SWT yaitu beribadah yaitu harus dipegang dalam kesatuan keluarga dalam bertindak, bersikap, berfikir itu semua dalam rangka mencari keridhaan Allah SWT semata, dalam keluarga terjadi adanya proses komunikasi hubungan saling terkait antara seorang ayah dengan ibu, seorang ayah dengan anak-anak, seorang ibu dengan anak-anak dan anak-anak dengan anak-anak dan juga hubungan komunikasi diantara Ayah, Ibu dan Anak-anak dengan lingkungan dalam rumah atau diluar rumah. Dalam unit kecil keluarga tatanan hubungan komunikasi seperti itu bisa berdampak pada kelompok masyarakat yang lebih luas. Ada beberapa hal tahapan proses interaksi dalam membentuk keluarga yang utuh dan harmonis penuh dengan keberkahan.
Yang pertama perlunya ada proses interaksi komunikasi orang tua antara Ayah dan Ibu (suami dan istri) yang berkelanjutan (continus communication of husband’s wife) kedua orang tua dengan latar belakang yang berbeda sehingga memiliki karakter sifat tabiat, pengetahuan, kultur yang berbeda adalah merupakan awal proses perpaduan utuh dalam keluarga yang mungkin akan memerlukan waktu lama sehingga kedua belah pihak bisa berpadu menjadi kesatuan dalam keluarga yang utuh dan kokoh sampai hayat dikandung badan, akan tetapi perlu kita menyadari bahwa pada prinsipnya tidak akan menyatu dalam kesatuan tetapi berbeda dalam kesatuan ibarat mata uang tidak bisa dipisahkan yang satu dengan yang lainny, dimana satu sisi adalah seorang ayah dan satu sisi adalah seorang ibu.oleh karena itu kehidupan dalam keluarg dibutuhkan hubungan komunikasi dan keterbukaan dalam memecahkan permasalahan yang di hadapinya, salah satu diantaranya tidak boleh melibatkan pihak lain untuk mencampurinya akan tetapi permasalahan harus bisa dihadapi sendiri karena pada prinsipnya menuju proses kedewasaan, dan kematangan. dan apabila kedua belah pihak tidak menyadari bahwa diantara istri dan suami mempunyai tugas dengan kodratnya masing-masing maka juga akan menimbulkan ketidakharmonisan dalam keluarga, maka interaksi komunikasi ayah dengan ibu perlu dibangun terus menerus tanpa henti untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan keluarga. Berbagai masalah akan timbul dan berdampak dalam kehidupan keluarga sehingga tidak menuntut kemungkinan bisa menjadikan hubungan komunikasi yang renggan. Dengan sikap yang di tunjukan oleh kedua orang tua dihadapan para anak-anaknya salah satu yang bisa dijadikan contoh yang bisa masuk dalam memory ingatan putra-putrinya oleh karena itu sebagai orang tua ayah dan ibu berusaha semaksimal mungkin menunjukan sikap, ucapan, perbuatan didepan anak-anaknya dengan baik. Karena tidak disadari oleh kedua orang tua dalam unit keluarga hal-hal yang dilakukanya akan menjadi suatu acuan bagi anak-anaknya baik dalam bertutur kata, bersikap dan bertindak dalam segala aktivitas akan cepat terekam oleh ingatan otak anak-anaknya. Sehingga anak-anak itu akan menunjukan sikap, berkata dan bertingkah laku akan menirukanya ketika berada diluar keluarga atau mungkin berada dalam keluarga.
Yang kedua proses hubungan interaksi komunikasi diantara orang tua (ayah dan Ibu) terhadap anaknya secara berkelanjutan (continous communication of parents to childrens) maka secara tidak langsung akan bisa melahirkan sikap-sikap yang mungkin tampak pada anak-anaknya secara nyata dalam kegiatan sehari-harinya. Proses komunikasi yang dominant berpengaruh juga adalah proses hubungan orang tua terhadap anak-anaknya secara kejiwaan sehingga orang tua ayah dan ibu perlu merefleksikan tentang dan melibatkan tentang hal yang berkaitan dengan perasaan-perasaan misalnya menunjukan sikap rasa kasih sayang, rasa penuh perhatian, rasa tanggung jawab, rasa kesabaran yang perlu dicurahkan pada anak-anak disaat tertentu misalnya disaat mau tidur, mau makan, mau bermain dan sebagainya tentu yang demikian akan berpengaruh besar terhadap kepribadian dan karakter anak-anaknya, dan bagi anak-anak akan merasakan sebagai perhatian berkesan dan akan berpengaruh kepada kepribadianya dan akan membentuk ikatan yang kuat dalam suatu keluarga, juga orang tua bisa menunjukan interaksi komunikasi secara fisik terhadap anak-anaknya misalnya melakukan kegiatan makan bersama, jalan-jaln atau berekreasi bersama, berkumpul bersama dan melakuakan kegiatan fisik misalnya seorang ibu dan ayah memegang kepala anak-anak dengan tanganya, bersalaman, memaklaikan baju pada anak-anaknya semua ini dilakukan untuk menunjukan rasa kasih sayang pada mereka.
Yang ketiga perlunya proses interaksi komunikasi diantara anak-anak (continous communication between childrens) interaksi komunikasi dalam kesatuan keluarga perlu dibimbing dan dibina oleh kedua orang tua dengan kesan tidak menunjukan sikap pilih kasih diantara anak-anak itu sehingga diantara adik dan kakak tidak menimbulkan kecemburuan diantara mereka yang bisa melahirkan dendam diantaranya. Orang tua harus bisa memberikan solusi terhadap mereka yang mempunyai permasalahan pribadi, dengan teman, adik, kakak dan saudara dengan mencari akar permasalahan yang sebenarnya kemudian memutuskanya dengan seobyektif mungkin dengan tetap menjaga perasaan, karena kejiwaan mereka belum stabil dan masih labil maka perlu keseimbangan dengan tetap mengedepankan rasa kasih saying yang mendalam.
Yang keempat adanya proses interaksi komunikasi lingkungan dalam keluarga (continous communication of environment in family) komunikasi menunjukan sikap dan perilaku anak-anak dalam keluarga tidak mungkin terlepas dari pengaruh lingkungan yang ada, baik yang berupa lingkungan keluarga atau berada dalam diluar keluarga. Pengaruh yang sangat besar terhadap lingkungan keluarga berada dalam keluarga pengaruh computer, internet, tape recorder, telephone, hp dsb, acara program televise misalnya dalam sinetron, film dan program lainya secara tidak langsung akan mewarnai dan berpengaruh terhadap prilaku, sikap dan perbuatan anak-anak dalam komunitas keluarga, oleh karena itu bagi orang tua harus jeli dan peka dan senantiasa memperhatikan acara atau program dalam televise dan bisa menyaringnya mana program yang pantas dilihat dan disuguhkan untuk anak-anak, karena anak-anak kita akan cepat menirukannya. Dalam hal ini pandangan dan pengetahuan orang tua ayah dan ibu terhadap penayangan program televise harus bisa dicermati dengan teliti, karena program televise yang bisa menimbulkan kesan kesenangan dan bis dinikmati sehingga menimbulkan kepuasan dalam hati kedua orang tua biasanya belum tentu akan sesuai dengan pengaruh yang baik terhadap jiwa dan kepribadian dalam usia anak-anak.
Pengaruh yang bisa terjadi diluar keluarga sehingga mempengaruhi kepribadian anak-anak pengaruh lingkungan misalnya lingkungan tetangga, lingkungan teman, lingkungan sekolah dan lainya. Pengaruh lingkungan berperan dalam pembentukan karakter sikap dan tingkah laku anak-anak kita, tanpa rasa hormat bagi kedua orang tua dalam keluarga agar senantiasa mengontrol dan mengawasi atas hubungan anak-anaknya dengan kondisi lingkungan dimana anak-anak itu berada. Kedua orang tua jangan sekali-kali beranggapan bahwa dilingkungan disekitar kita telah bebas dari ancaman atau kerusakan moral akan tetapi kedua orang tua dengan rasa bijaksana untuk mengantisipasi dan berusaha untuk aktif berinteraksi dan mengetahui sejauh mana pergaulan anak-anak kita dengan lingkungan yang ada.
Dengan segala tanggung jawab yang ditugaskan kepada kita semua agar senantiasa menjaga dan memelihara anggota keluarga kita dari ancaman api neraka dapat diupayakan dengan penuh iktiar mengharap atas ridhaNya Illahi aamin. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al- Tahrim ayat 6 Artinya: Hai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar