Laman

Sabtu, 21 Agustus 2010

Menulis Buku Ajar sebagai optimalisasi kreatifitas Guru

Sebagai starting point awal dari kegiatan berfikir ( thinking activities ) bagi seorang tenaga pendidik profesional baik sebagai guru atau dosen dalam mengekpresikan ide atau gagasan yang disampaikankan pada masyarakat luas, khususnya pembelajar (learner ) dalam dunia pedidikan dengan harapan dapat memberikan stimulus kerangka berfikir sebagai perubahan terhadap pembelajar dan memiliki kontribusi positif sehingga menghasilkan out put yang berkualitas unggul secara menyeluruh, dengan demikian juga diharapkan akan terjadi siklus aliran pengetahuan (feed back flow of knowladge) secara berkelanjutan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah membuat statement sebagai wacana umum atau karya ilmiah berisi berbagai rangkuman berbentuk sebuah buku yang bersifat buku ajar yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnyaa atau dalam bentuk buku referensi untuk masyarakat umum itu adalah merupakan karya kreatifitas berfikir yang perlu dikembangkan terus berkelanjutan ( long development thinking )
Perkembangan pada dunia pendidikan dewasa ini khususnya dalam pemeberdayaan sumberdaya manusia terhadap kualitas professional unggul terutama bagi para tenaga pendidik baik formal maupun non formal dan memiliki tugas paling mulia untuk senantiasa menyampaikan pesan pesan moral ( value messages ) dan mengembangkan ilmu pengetahuan ( science development ) terhadap pembelajar atau masyarakat umum dengan memiliki batasan batasan standar kriteria yang dimiliki yaitu kompetensi dasar sebagai tenaga pendidik menyangkut kompetensi pedagogik, kompetensi profesi, kompetensi sosial dan kompetensi personal yang juga merupakan agen perubahan masyarakat belajar ( learning sociality of change ).
Dengan kompetensi yang dimiliki oleh setiap tenaga pendidik baik seorang guru atau dosen dalam sebuah lembaga pendidikan formal atau non formal yang berada dalam naungan pemerintah atau lembaga masyarakat mestinya mendapat pasilitas yang dapat menumbuhkan sikap kreatifitas sebagai seorang tenaga pendidik profesional supaya dapat menghasilkan ide pemikiran yang direfleksikan dengan tulisan baik berupa karangan sebuah tulisan sebagai buku ajar atau buku referensi.
Fenomena yang ada dalam lembaga pendidikan baik formal maupun non formal terutama bagi tenaga pendidik seorang guru banyak terjebak dalam rutinitas kegiatan proses pembelajaran dengan segala aspek yang sudah dipersiapkan dan direncanakan sebelumnya,tetapi tanpa terlibat langsung dalam penyusunan substansi materi yang harus di kembangkan dan disampaikan kepada para siswa atau para secara mandiri dan keadaan seperti ini masih terus berlanjut.
Lebih-lebih terhadap jenjang pendidikan tingkat dasar dan menengah bagi seorang tenaga pendidik terutama para guru sebagai pengajar merasa sangat dilematis dengan perubahan kurikulum yang sekarang disebut dengan kurikulum KTSP. ini dijadikan sebagai bentuk kurikulum terbaru yang ada dalam pengelolaan lembaga pendidikan baik formal atau non formal dengan asumsi anatara masyarakat orang tua siswa dan stake holder saling kordinasi dengan berbasis manajemen sekolah mampu menciptakan pendidikan yang ideal sesuai dengan kondidsi lingkungan masyarakat masing-masing yang berbeda satu sama lainnya.
Pemberdayaan sumber daya manusia belum optimal dan maksimal khususnya bagi para guru sebagai tenaga pendidik merasa dilematis terutama pada jenjang pendidikan tingkat dasar dan menengah misalnya dalam pengelolaan terhadap proses penilaian yang berkaitan dengan evaluasi masih ada dalam lembaga pendidikan itu dilakukan dengan system sentralisasi dari tingkat pusat kedaerah terutama dalam evaluasi pada ulangan semester atau ujian sekolah dan ujian nasional
Sebagai seorang tenaga pendidik sebagai guru atau dosen dalam menumbuhkan kreatifitas berfikir dalam memberikan gagasan atau ide yang dituangkan dalam sebuah buku dalam bentuk buku ajar yang relepan dengan kurikulum atau materi pelajaran yang mempunyai karater materi yang bersifat aspiratif sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar yang tentu akan berbeda keadaanya ( different situation ) antara masyarakat ditengah hutan dengan masyarakat ditengah gedung-gedung tinggi. Dalam hal ini belum adanya kebulatan sebagai politik will yang dilakukan dalam suatu lembaga pendidikan khususnya dalam pendidikan formal.
Menulis buku ajar atau buku referensi yang dilakukan oleh seorang guru atau dosen dengan sasaran siswa atau mahasiswa dan mungkin untuk masyarakat umum perlu dikembangkan dan dipasilitasi oleh masyarakat atau pemerintah melalui instansi yang terkait dengan memberikan alokasi anggaran sebagai stimulus untuk pembinaan dengan mengadakan diklat - diklat atau seminar-seminar dalam rangka peningkatan pengetahuan sebagai pegawai tenaga pendidik yang ada di instansi yang berkopenten terhadap dunia pendidikan.
Sebagai tenaga pendidik baik guru atau dosen yang menulis buku ajar atau buku referensi itu merupakan suatu kreatifitas berfikir sebagai inovasi dalam mengembangkan proses pembelajaran dalam pendidikan dan sekaligus bentuk prestasi yang sangat tinggi dalam karya pemikiran di dunia pendidikan.
Dalam dunia reformasi pendidikan sudah saatnya untuk berfikir secara kritis dan maju terkahadap perkembangan pendidikan yang sekarang berkembang jangan sampai terjadi pengekangan dan ketergantungan sebagai tenaga pendidik yang dapat menimbulkan terbirinya berfikir alias mandeg mikir ( thinking lost) sehingga kita sebagai tenaga pendidik hanya dijadikan robot-robot yang dikendalikan oleh suatu system kebijaksanaan yang mungkin belum siap dilaksanakan secara menyeluruh dalam masyarakat yang berbeda ( different of sociality )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar